Wednesday, June 11, 2014

Akulturasi Kebudayaan Islam di Indo: Mayendra (21) 4


Bagaimana Proses Akulturasi Kebudayaan Islam di Indonesia?

Jawab :

        Setiap negara pasti mengalami evolusi kebudayaan. Pada dasarnya evolusi kebudayaan merupakan proses perubahan kebudayaan yang berlansung relatif lama dengan perubahan yang bersifat menyempurnakan dari waktu ke waktu. Proses perubahan yang demikian merupakan suatu bentuk penyesuaian terhadap perubahan-perubahan alam agar manusia dapat bertahan hidup sesuai dengan keinginannya. Menurut bentuknya perubahan, kita mengenal 4 macam perubahan kebudayaan yang salah satunya adalah akulturasi kebudayaan.
         Akulturasi kebudayaan merupakan proses bercampurnya dua kebudayaan atau lebih yang ditandai dengan suatu bentuk penyesuaian yang saling melengkapi. Proses akulturasi kebudayaan seringkali terjadi dari masyarakat yang mempunyai peradaban maju menuju masyarakat yang mempunyai peradaban yang sedang berkembang. Ciri-ciri akulturasi kebudayaan antara lain :
1. Proses pencampurannya bersifat melengkapi.
2. Masih tampak unsur-unsur kebudayaan lokal yang dicampuri dan tampak pula unsur-unsur kebudayaan asing yang mencampuri.

        Banyak buku literatur sejarah yang mengungkapkan nenek moyang Indonesia. Kita wajib mengetahui asal-usul nenek moyang kita karena dari situlah akulturasi kebudayaan Negara Indonesia berawal. Di sekitar tahun 1939-1941 ahli-ahli penyelidik telah menemui di Mojokerto sebuah fosil termasuk rahang dan beberapa buah gigi dan tulang paha manusia, yang menurut teori penyelidikan tua adalah termasuk manusia purbakala yang hidup di Tanah Jawa pada masa kira-kira 500.000 tahun sebelum tarikh nabi Isa. Dalam ilmu purbakala, zaman itu dinamai zaman kwartair (zaman keempat). Pada masa itu manusia belumlah sempurna kemanusiaannya, masih dekat lagi dengan kehidupan binatang, belumlah mengenal apa yang dinamakan kebudayaan. Fosil (tengkorak yang telah membatu) itu pernah pula didapati orang dekat Solo (di dekat Trindil).
Kalau penyelidikan ini kita sangkut pautkan dengan dongeng orang tua-tua, teringatlah kita kepada kepercayaan mereka bahwa di zaman purbakala ada raksasa yang besar-besar yang hidupnyapun berbeda dengan hidup manusia. Dan menguntungkan juga bagi kita sebab ilmu penyelidikan atas pertumbuhan hidup manusia itu sudah terpisah jauh daripada ilmu sejarah dan telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri, dinamai antropologi.        Menurut penyelidikan ahli ilmu bangsa-bangsa (etnologi), adapun bangsa yang pada masa sekarang ini yang kita namai bangsa Indonesia, termasuk dalam rumpun bangsa Austronesia. Asal usul keturunannya ialah dari daerah yang dinamai oleh penulis sejarah Eropa, Hindia “Belakang” sebagai timbalan dari hindia “Muka”, yaitu India sekarang ini. Yang mereka namai Hindia Belakang itu ialah daerah yang melingkungi Thailand (Siam), Burma, Kamboja dan Laos (Indo Cina) sekarang ini, termasuk daerah Khmer di uluan, dan di hulunya lagi ialah Tonkin. Mereka berpindah berboyong sekelompok demi sekelompok, mengalirb ke bawah melalui Siam, Semenanjung Tanah Melayu, Pulau Sumatra, jawa dan pulau-pulau besar itu yang dinamai “Nusantara” (Nusa = pulau) dan (Tara = Antara). Terletak diantara dua benua, yaitu Australia dan Asia atau menurut cara berfikir di zaman itu, terletak diantara Benua Cina dan Benua india.
Sumber : Brainly.co.id

No comments:

Post a Comment