Nama : Saraya Dwi Fitharti (35)
kelas : x - IPS
A. Masuknya Islam di Indonesia
Masuknya Islam di Indonesia
pada abad ke-7 atau ke-8 M yang bertepatan dengan abad ke 1 atau 2 H. Rute atau
jalur yang dilewati adalah jalur utara ayau selatan. Dakwah Islam di Indonesia
berjalan secara damai melalui perdagangan dan pernikahan.
1. Perkembangan Islam di Sumatera
A. Kerajaan Samudra Pasai
Samudra Pasai muncul pada pertengahan abad 13, kerajaan pertama di Indonesia. Letaknya di pesisir timur laut Aceh sekarang kabupaten Lhokseumawe.
B. Kerajaan Aceh
Berdiri pada tahun 1514 diujung Pulau Sumatera, pendirinya Sultan Ali Mugayat Syah, mengalami kejayaan pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda menjalin kerjasama dengan kerajaan Turki Usmani (Ottoman). Setelah Sultan Iskandar Muda, pemerintahan kerajaan berturut-turut dipimpin oleh : Sultan Iskandar Sani, Sultan (Ratu) Syafiuddin, Tajul Alam, Sultanah Sri Naqoitudin Nurul Alam, Sultanah Inayah, dan Sultanah Kamalat Syah.
A. Kerajaan Samudra Pasai
Samudra Pasai muncul pada pertengahan abad 13, kerajaan pertama di Indonesia. Letaknya di pesisir timur laut Aceh sekarang kabupaten Lhokseumawe.
B. Kerajaan Aceh
Berdiri pada tahun 1514 diujung Pulau Sumatera, pendirinya Sultan Ali Mugayat Syah, mengalami kejayaan pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda menjalin kerjasama dengan kerajaan Turki Usmani (Ottoman). Setelah Sultan Iskandar Muda, pemerintahan kerajaan berturut-turut dipimpin oleh : Sultan Iskandar Sani, Sultan (Ratu) Syafiuddin, Tajul Alam, Sultanah Sri Naqoitudin Nurul Alam, Sultanah Inayah, dan Sultanah Kamalat Syah.
2. Perkembangan Islam di Jawa
Perkembangan Islam di Jawa tidak bisa dilepaskan dari peranan Wali Songo adalah sebagai berikut :
a. Maulana Malik Ibrahim/ Maulana Maghrib/ Syeh Magribi
b. Sunan Ampel
c. Sunan Bonang
d. Sunan Giri
e. Sunan Drajat
f. Sunan Kalijaga
g. Sunan Kudus
h. Sunan Muria
i. Sunan Gunung Jati
Disamping Wali Songo penyebar agam islam di Jawa tidak terlepas dari peranan kerajaan Islam sebagai berikut :
1) Kerajaan Demak
2) Kesultanan Pajang
3) Kerajaaan Mataram
4) Kerajaan Cirebon
5) Kesultanan Banten
Perkembangan Islam di Jawa tidak bisa dilepaskan dari peranan Wali Songo adalah sebagai berikut :
a. Maulana Malik Ibrahim/ Maulana Maghrib/ Syeh Magribi
b. Sunan Ampel
c. Sunan Bonang
d. Sunan Giri
e. Sunan Drajat
f. Sunan Kalijaga
g. Sunan Kudus
h. Sunan Muria
i. Sunan Gunung Jati
Disamping Wali Songo penyebar agam islam di Jawa tidak terlepas dari peranan kerajaan Islam sebagai berikut :
1) Kerajaan Demak
2) Kesultanan Pajang
3) Kerajaaan Mataram
4) Kerajaan Cirebon
5) Kesultanan Banten
3. Perkembangan Islam di Sulawesi
Masuknya Islam di Sulawesi tidak terlepas dari peran Sunan Giri di Gresik, hal ini karena Sunan Giri mendirikan pondok pesantren yang banyak muridnya dari luar jawa termasuk dari Sulawesi.
Adapun masuknya Islam di Sulawesi ada 2 cara :
1.Tidak resmi : Interaksi pedagang setempat dengan pedagang muslim di luar Sulawesi
2.Resmi : Penerimaan Islam dilakukan oleh Raja Gowa dan Tallo, Sultan Alaudin yang telah masuk Islam tahun 1605.
Masuknya Islam di Sulawesi tidak terlepas dari peran Sunan Giri di Gresik, hal ini karena Sunan Giri mendirikan pondok pesantren yang banyak muridnya dari luar jawa termasuk dari Sulawesi.
Adapun masuknya Islam di Sulawesi ada 2 cara :
1.Tidak resmi : Interaksi pedagang setempat dengan pedagang muslim di luar Sulawesi
2.Resmi : Penerimaan Islam dilakukan oleh Raja Gowa dan Tallo, Sultan Alaudin yang telah masuk Islam tahun 1605.
4. Perkembangan Islam di Kalimantan
Pada abad ke-16 Islam mulai memasuki kerajaan Sukadana. Pada tahun 1509 Kerajaan Sukadana resmi menjadi kerajaan Islam. Kerajaan Islam Banjar, di bagian selatan pulau Kalimantan tahun 1926. Tokoh yang berjasa dalam pengembangan Islam di Sulawesi adalah Pangeran Antasari atau Sultan Amirudin Khalifatul Mukminin.
Pada abad ke-16 Islam mulai memasuki kerajaan Sukadana. Pada tahun 1509 Kerajaan Sukadana resmi menjadi kerajaan Islam. Kerajaan Islam Banjar, di bagian selatan pulau Kalimantan tahun 1926. Tokoh yang berjasa dalam pengembangan Islam di Sulawesi adalah Pangeran Antasari atau Sultan Amirudin Khalifatul Mukminin.
5. Perkembangan Islam di Maluku
dan Irian Jaya
Penyebaran agama Islam di Maluku tidak terlepas dari jasa para santri Sunan Drajat yang berasal dari Ternate dan Hitu sejak abad ke-15. Di Maluku ada 4 kerajaan Islam : Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo. Tokoh yang berjasa dalam penyebaran Islam : Sultan Zainal Abidin berhasil mengembangkan agama Islam ke Maluku dan Irian Jaya bahkan sampai Filipina.
Penyebaran agama Islam di Maluku tidak terlepas dari jasa para santri Sunan Drajat yang berasal dari Ternate dan Hitu sejak abad ke-15. Di Maluku ada 4 kerajaan Islam : Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo. Tokoh yang berjasa dalam penyebaran Islam : Sultan Zainal Abidin berhasil mengembangkan agama Islam ke Maluku dan Irian Jaya bahkan sampai Filipina.
6. Perkembangan Islam di Nusa Tenggara dan sekitarnya
Di Nusa Tenggara Islam pertama kali diterima oleh suku Sasak antara tahun 1840-1850 penyiaran Islam di daerah ini dilakukan oleh para mubaligh dari Makasar. Di Pulau Bali muslim terdapat di Singaraja, Buleleng dan Siririt.
Di Nusa Tenggara Islam pertama kali diterima oleh suku Sasak antara tahun 1840-1850 penyiaran Islam di daerah ini dilakukan oleh para mubaligh dari Makasar. Di Pulau Bali muslim terdapat di Singaraja, Buleleng dan Siririt.
Peranan Umat Islam di Indonesia
1. Masa Penjajahan
Perlawanan terhadap penjajah terjadi dalam 4 fase :
1.Fase persaingan dagang
2.Fase penetrasi dan agresi
3.Fase perluasan jajahan
4.Fase penindasan
1. Masa Penjajahan
Perlawanan terhadap penjajah terjadi dalam 4 fase :
1.Fase persaingan dagang
2.Fase penetrasi dan agresi
3.Fase perluasan jajahan
4.Fase penindasan
2. Masa Perang Kemerdekaan
a. Peran Umat Islam
1.KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy’ari, HOS. Cokroaminoto di Jawa
2.Imam Bonjol di Sumatera Barat
3.Raden Intan di Palembang
4.Pangeran Antasari di Klaimantan
5.Sultan Hasanudin di Sulawesi
b. Peran Pondok Pesantren
Sebagai benteng pertahanan kaum Muslim selain sebagai sarana pendidikan Islam.
a. Peran Umat Islam
1.KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy’ari, HOS. Cokroaminoto di Jawa
2.Imam Bonjol di Sumatera Barat
3.Raden Intan di Palembang
4.Pangeran Antasari di Klaimantan
5.Sultan Hasanudin di Sulawesi
b. Peran Pondok Pesantren
Sebagai benteng pertahanan kaum Muslim selain sebagai sarana pendidikan Islam.
c. Peran Organisasi Islam
1)Sarikat Dagang – Syarikat Islam – Partai Syarikat Islam – Partai Syarikat Islam Indonesia
2)Muhammadiyah, bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan budaya.
3)Sumatra Thawalib , Perhimpunan Ulama dan Pelajar di Sumatera Barat. Tahun 1928 menjadi Partai Parmusi
4)Nahdatul Ulama, bergerak di bidang pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya.
1)Sarikat Dagang – Syarikat Islam – Partai Syarikat Islam – Partai Syarikat Islam Indonesia
2)Muhammadiyah, bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan budaya.
3)Sumatra Thawalib , Perhimpunan Ulama dan Pelajar di Sumatera Barat. Tahun 1928 menjadi Partai Parmusi
4)Nahdatul Ulama, bergerak di bidang pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya.
3. Masa Pembangunan
Perana umat Islam dilaksanakan oleh pemerintah, oraganisasi Islam, lembaga pendidikan Islam, dan umat Islam pada umumnya.
Perana umat Islam dilaksanakan oleh pemerintah, oraganisasi Islam, lembaga pendidikan Islam, dan umat Islam pada umumnya.
B. Kerajaan- Kerajaan Islam
di Indonesia
Kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia ada banyak, antara lain:
1. Kerajaan Islam di
Peureulak
Menurut catatan sejarah
bahwa pada tahun 173 Hijriyah (800 Masehi) telah berlabuh sebuah kapal
milik para saudagar Islam yang dipimpin oleh nahkoda khalifah[1] di kerajaan
Peureulak. Para saudagar[2] tersebut datang dari
Teluk Kambey (Gujarat). Para saudagar tersebut datang ke Peureulak bukan hanya
berniat untuk berdagang saja, akan tetapi juga untuk menyebarkan Islam di
Indonesia.
Kerajaan Peureulak semula
bukan kerajaan Islam, tetapi setelah Islam datang dan tersebar di Peureulak maka
berdirilah kerajaan Islam di Peureulak. kerajaan Islam Peureulak berdiri pada
hari selasa, satu Muharram 225 Hijriyah (840 Masehi). Sultan
pertama kerajaan ini adalah Saiyid Maulana Abdul Aziz dengan gelar Sultan
Alaiddin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah. Ibukota kerajaan ini adalah Bandar
Peurelak, akan tetapi kemudian diubah namanya menjadi Bandar Khalifah.
2. Kerajaan Islam Samudra
Pasai
Pada tahun 433
Hijriyah (1042 Masehi) datang seorang keluarga Sultan Mahmud Peureulak di
Tanon Data. Beliau datang kesana dengan tujuan untuk menyebarakan Islam
dan membangun kerajaan Islam Samudra Pasai. Sultan pertama kerajaan
tersebut adalah Mahmud Syah dengan gelar Maharaja Mahmud Syah, beliau juga
sering disebut dengan Meurah Giri. Menurut catatan sejarah kerajaan Islam
Samudra Pasai memiliki tamaddun dan kebudayaan yang tinggi, antara lain: Telah
mempunyai pemerintahan dan lembaga- lembaga Negara yang teratur, perekonomian
dan keuangan yang stabil, perdagangan yang maju, lembaga- lembaga ilmu
pengetahuan yang berkembang, angkatan perang dan hubungan luar negri yang
teratur, mata uang sendiri.
Ibnu Batutah sendiri telah
menulis tentang kemajuan dan teraturnya kerajaan Samudra Pasai. Beliau menulis
dalam bukunya bahwa kerajaan tersebut memiliki raja-raja yang alim, bijaksana,
berani dan cinta kepad ulama, sedankan menteri-menterinya arif dan budiman,
ulama-ulamanya shalih dan jujur.
3. Kerajaan Darussalam
Di daerah Aceh besar
terdapat kerajaan yang bernama Indra Purba. Kerajaan ini berdiri sekitar 2000
tahun sebelum nabi Isa, selama ribuan tahun kerajaan tersebut selalu mengalami
pasang surut. Pada tahun sekitar 450 sampai dengan 460
Hijriyah (1059 sampai dengan 1069 Masehi), tentara cina
menyerang kerajaan Indra Purba yang pada masa tersebut di perintah oleh
Maharaja Indra Sakti. Pada waktu perang berlangsung tibalah di kerajaan Indra
Purba dua pasukan yang dikirim oleh kerajaan Islam Peureulak. Dengan demikian,
bertambah kuatlah kekuatan kerajaan Indra Purba sehingga kerajaan Indra Purba
mengalami kemenangan. Untuk membalas jasa maka Maharaja Indra Sakti
mengawinkan putrinya dengan Meurah Johan, salah seorang putra mahkota dari
kerajaan Lingga.
Pada hari Jumat, Ramadlan
601 Hijriyah (1025 Masehi) diubahlah nama kerajaan Indra Purba dengan nama
kerajaan Darussalam dengan ibukotanya Bandar Darussalam. Sultan Pertama di
kerajaan ini adalah Meurah Johan dengan gelar Sultan Alaiddin Johan Syah.
Setelah membuat ibukota baru yaitu Bandar Darussalam, beliau juga membuat kota
peristirahatan yang nantinya di kota itulah beliau dimakamkan.
Selain kerajaan-kerajaan
tersebut masih banyak kerajaan Islam lain yang lahir setelah kerajaan
Hindu-Budha runtuh, diantaranya adalah kerajaan Demak di Jawa, kerajaan Lingga
di Aceh Tengah, kerajaan Islam Jaya, dan lain-lain.
C. Perkembangan Islam di
Indonesia
Menurut Wahab (2004:6)
mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan proses damai. Islam berkembang
di Indonesia melalui beberapa jalan, diantaranya: Jalur perdagangan, lembaga
pendidikan, dan pondok pesantren.
1. Jalur Perdagangan
Suryanegara
(1978:1, dalam Wahab, 2004:6) menjelaskan bahwa kedatangan Islam di Indonesia
dikembangkan melalui jalur perdagangan dan daerah yang pertama di
datangi oleh Islam adalah Sumatra dan Jawa. Hal ini didasarkan adanya
perdagangan Arab dan dunia timur yang berlangsung sejak abad kedua sebelum
Masehi. Selain itu, adanya berita dari Cina bahwa di Sumatra Barat terdapat
seorang pembesar Arab yang menjadi kepala Arab Islam pada tahun 674 Masehi.
2. Jalan Pendidikan
Wahab
(2004:8) menyebutkan bahwa agama Islam selain dikembangkan melalui
jalan perdagangan juga melalui jalan pendidikan. Ini dibuktikan dengan
adanya lembaga pendidikan, lembaga tersebut sekarang masih ada, seperti: pondok
pesantren, masjid, surau, dan sebagainya. Adanya pondok pesantren membuat agama
Islam melakukan pembaharuan dalam masyarakat, budaya, dan kehidupan beragama.
Menurut Anshari (1976:176,
dalam Wahab, 2004:7), “Kedatangan Islam ke Indonesia ini membawa kecerdasan dan
peradaban yang tinggi dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia”.
3. Pondok Pesantren
Menurut Wahab
(2004:9), kehidupan pondok pesantren zaman sekarang dengan pondok
pesantren zaman dahulu telah mengalami perubahan dalam sistem
pendidikannya atau keadaan lainnya. Dalam pendidikan zaman dahulu para santri
diwajibkan tinggal di asrama pondok[3] , hal inilah yang
menyebabkan adanya jalinan kasih sayang yang kuat diantara para murid dan
pendidik.
Dari sini kita dapat
menyimpulkan bahwa Islam dibawa dan disebarkan bukan dengan kekerasan,
melainkan dengan perdamaian dan hal itu pulalah yang membawa Islam mudah
diterima oleh rakyat Indonesia.
Menurut para pakar sejarah
(Wahab, 2004:10), hal-hal yang terkait dengan perkembangan masuknya Islam di
Indonesia adalah permulaan abad pertama Masehi yang para
pedagang asing seperti Tiongkok, India, dan Arab mulai
berlayar melalui pelayaran Indonesia. Kemudian setelah Islam lahir dan
berkembang di Arab, akhirnya masuk juga di negara Indonesia pada
abad ketujuh Masehi. Islam masuk ke Indonesia pertama di daerah
Sumatra dibawa oleh pedagang Persi, India, dan juga utusan dari bangsa Arab.
Para ahli yang mengatakan
Islam masuk di Sumatra pada abad ketujuh Masehi antara lain: Sayid Alwi bin
Tahir Alhaddad Mufsi, H. M. Zaenudin (beliau mengatakan bahwa pada abad ketujuh
saat Rasulullah masih hidup dan singgah pertama di Sumatra Utara yaitu Kampung
Lamuri), dan H. Zaenal Arifin Abbas, (beliau menerangkan bahwa pada tahun 684
Masehi ada seorang pemimpin Arab Islam yang berangkat ke Tiongkok dan beliau
sudah punya pengikut di Sumatra Utara).
Menurut para ahli masuknya
Islam di Sumatra adalah pada abad ketujuhMasehi. Hal ini dapat
dibuktikan melalui peninggalan-peninggalan yang ditemukan,
seperti di daerah Minangkabau Timur yang terdapat beberapa
batu nisan yang diperkirakan dibuat pada abad ketujuh Masehi. Selain itu,
di daerah Barus dan Riau terdapat kuburan besar dari ulama penyiar Islam yang
mempunyai tanda batu-batu besar yang bergambar bulan bintang. Di daerah Riau
juga ada nama-nama daerah yang bersifat ke Arab-araban, seperti:
kota Kutib, Iskandariyah, Kuffah, dan sebagainya. Sedangkan, di daerah Barus
Tapanuli ditemukan batu yang bertuliskan huruf Arab, yang isinya adalah
pencarian empat murid terhadap gurunya yang mengajar Islam di Barus. Batu itu
diperkirakan dibuat pada abad ketujuh Masehi.
Islam tidak hanya
berkembang di Sumatra, akan tetapi juga di Jawa. Perkembangan Islam di
Jawa disebarkan oleh para wali Sembilan (wali songo[4] ) yang hidup pada masa
kesultanan Demak yang terjadi antara tahun 1500 sampai dengan 1550.
Para wali tersebut dalam pemerintahan bertugas sebagai penasihat raja.
Wali-wali tersebut antara lain: Wali yang mengembangkan Islam di Jawa Timur
adalah Maulana Malik Ibrahim, Raden Rahmat (Sunan Ampel), Sunan Giri (Maulan
Ainul Yakin). Selanjutnya, Wali yang mengembangkan Islam di Jawa Tengah adalah
Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Muria, Syaikh
Siti Jenar. Selain itu, Wali yang mengembangkan Islam di Jawa Barat adalah
Sunan Gunung Jati (Fatahillah).
sumber:
- http://prasetyoirfan11.wordpress.com/2013/12/22/337/
-http://babysii.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment