Lulu Sonya
(20)
X IPS
Wujud Akulturasi Kebudayaan Indonesia dan Kebudayaan Islam
Sebelum Islam masuk dan berkembang,
Indonesia sudah memiliki corak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan
Budha. Dengan masuknya Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi
(proses bercampurnya dua (lebih) kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa
dan saling mempengaruhi), yang melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan
Islam Indonesia. Masuknya Islam tersebut tidak berarti kebudayaan Hindu dan
Budha hilang.
Bentuk budaya sebagai hasil dari
proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan/material tetapi juga
menyangkut perilaku masyarakat Indonesia. Wujud akulturasi kebudayaan tersebut
antara lain :
Seni Bangunan
Wujud akulturasi
dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan masjid, makam, istana. Di dalam seni
bangunan pada masjid, terlihat jelas alkuturasi yang nampak, antara lain:
·
Atapnya berbentuk
tumpang yaitu atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil dari
tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil seperti beratap
satu, beratap tiga seperti Masjid Agung Demak dibangun pada abad ke-16 dan Masjid Jepara
serta berapa lima seperti Masjid Banten yang dibangun
pada abad ke-17. Dan biasanya ditambah dengan kemuncak
untuk memberi tekanan akan keruncingannya yang disebut dengan Mustaka.
·
Tidak dilengkapi
dengan menara, seperti lazimnya bangunan masjid yang ada di luar Indonesia atau
yang ada sekarang, tetapi dilengkapi dengan kentongan atau bedug untukmenyerukan
adzan atau panggilan sholat. Bedug dan kentongan merupakan budaya asli
Indonesia.
·
Letak masjid
biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun atau
bahkan didirikan di tempat-tempat keramat yaitu di atas bukit atau dekat
dengan makam.
Masjid Aceh merupakan salah satu masjid kuno di Indonesia.
Selain bangunan masjid sebagai wujud akulturasi
kebudyaan Islam, juga terlihat pada bangunan makam.Ciri-ciri dari wujud akulturasi pada bangunan makam
terlihat dari:
a.
makam-makam kuno
dibangun di atas bukit atau tempat-tempat yang keramat.
b.
makamnya terbuat
dari bangunan batu yang disebut dengan Jirat atau Kijing,
nisannya juga terbuat dari batu.
c.
di atas jirat biasanya
didirikan rumah tersendiri yang disebut dengan cungkup atau kubba.
d.
dilengkapi dengan tembok atau gapura yang
menghubungkan antara makam dengan makam atau kelompok-kelompok makam. Bentuk
gapura tersebut ada yang berbentuk kori agung (beratap dan berpintu) dan ada
yang berbentuk candi bentar (tidak beratap dan tidak berpintu).
e.
Di dekat makam
biasanya dibangun masjid, maka disebut masjid makam dan biasanya makam tersebut
adalah makam para wali atau raja.
Makam Sendang Duwur (Tuban)
Seni Rupa
Tradisi Islam tidak menggambarkan bentuk manusia
atau hewan. Seni ukir relief yang menghias Masjid, makam Islam berupa suluran
tumbuh-tumbuhan namun terjadi pula Sinkretisme (hasil perpaduan dua aliran seni
logam), agar didapat keserasian, ditengah ragam hias suluran terdapat bentuk
kera yang distilir.
Ukiran ataupun hiasan, selain ditemukan di masjid
juga ditemukan pada gapura-gapura atau pada pintu dan tiang. Untuk hiasan pada
gapura.
Kera yang disamarkan
Aksara dan Seni Sastra
Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh
terhadap bidang aksara atau tulisan, yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan
Arab, bahkan berkembang tulisan Arab Melayu atau biasanya dikenal dengan
istilah Arab gundul yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menuliskan bahasa
Melayu tetapi tidak menggunakan tanda-tanda a, i, u seperti lazimnya tulisan
Arab.
Bentuk
seni sastra yang berkembang adalah:
a.
Hikayat yaitu cerita
atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah. Hikayat
ditulis dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah. Hikayat ditulis dalam bentuk
gancaran (karangan bebas atau prosa). Contoh hikayat yang terkenal yaitu Hikayat
1001 Malam, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Pandawa Lima (Hindu), Hikayat Sri Rama
(Hindu).
b.
Babad adalah kisah
rekaan pujangga keraton sering dianggap sebagai peristiwa sejarah
contohnya Babad Tanah Jawi (Jawa Kuno), Babad Cirebon.
c.
Suluk adalah
kitab yang membentangkan soal-soal tasawwuf contohnya Suluk Sukarsa, Suluk
Wijil, Suluk Malang Sumirang dan sebagainya.
d.
Primbon adalah
hasil sastra yang sangat dekat dengan Suluk karena berbentuk kitab yang berisi
ramalan-ramalan, keajaiban dan penentuan hari baik/buruk.
Hikayat
Sistem Pemerintahan
Dalam
pemerintahan, sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang
bercorak Hindu ataupun Budha, tetapi setelah Islam masuk, maka
kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu/Budha mengalami keruntuhannya dan
digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam seperti
Samudra Pasai, Demak, Malaka dan sebagainya.
Sistem
pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar Sultan atau Sunan seperti
halnya para wali dan apabila rajanya meninggal tidak lagi dimakamkan
dicandi/dicandikan tetapi dimakamkan secara Islam.
Sistem Kalender
Sebelum
budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal Kalender
Saka (kalender Hindu) yang dimulai tahun 78M. Dalam kalender Saka ini ditemukan
nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage dan kliwon. Apakah
sebelumnya Anda pernah mengetahui/mengenal hari-hari pasaran? Setelah
berkembangnya Islam Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan
menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah
(Islam).
Pada
kalender Jawa, Sultan Agung melakukan perubahan pada nama-nama bulan seperti
Muharram diganti dengan Syuro, Ramadhan diganti dengan Pasa. Sedangkan
nama-nama hari tetap menggunakan hari-hari sesuai dengan bahasa Arab. Dan
bahkan hari pasaran pada kalender saka juga dipergunakan.
Kalender
Sultan Agung tersebut dimulai tanggal 1 Syuro 1555 Jawa, atau tepatnya 1
Muharram 1053 H yang bertepatan tanggal 8 Agustus 1633 M.
Kalender Jawa
No comments:
Post a Comment