Tuesday, May 20, 2014

Alasan Pedagang Islam Melalui Jalur Laut ( M. Randyka 23 )


Mengapa para pedagang islam memilih jalur laut?
            Pada bidang ekonomi, bangsa Indonesia menjadi unsur penentu terjadinya revolusi perdagangan dunia. Dengan pengembangan kapal bercadik menjadi jung, sektor perdagangan laut tumbuh dengan pesat. Dengan menggunakan jung sebagai armada transportasi dagang pada jalur laut, minimal tiga keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu :
  1. Kapasitas angkut. Masyarakat Nusantara dapat mengangkut barang dagangan yang jumlahnya berlipat apabila dibandingkan dengan perlatan sebelumnya. Dengan kapasitas angkut yang dimiliki jung, pedagang menjadi lebih menghemat waktu, tenaga, dan modal.
  2. Keamanan lebih terjamin. Dengan mempergunakan kapal jung, pelayaran menjadi lebih nyaman dan aman karena mampu menghadapi berbagai halangan di tengah laut, seperti badai dan perompak.
  3. Jangkauan lebih luas. Kekuatan yang dimiliki kapal jung menjadikannya mampu menempuh pelayaran dengan jarak jauh. Pedagang Nusantara menjadi mampu menjangkau berbagai bangsa yang belum pernah dikunjungi.
Berbagai keuntungan yang disediakan oleh jalur perdagangan  mengakibatkan para pedagang internasional berangsur-berangsur lebih memilih jalur jalur laut sejak zaman Sriwijaya. Peran besar yang dimainkan oleh bangsa Indonesia dalam perdagangan laut internasional mendorong berbagai bangsa untuk ikut melibatkan diri. Pelabuhan-pelabuhan yang dibangun berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan dunia. Bangsa-bangsa yang tercatat aktif melakukan transaksi dagang adalah bangsa Cina dan India. Sudah sejak lama kedua bangsa ini menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan Nusantara. Pada masa-masa selanjutnya semakin banyak bangsa asing yang ikut terlibat, seperti Jepang dan bangsa-bangsa yang beragama Islam. Pedagang Islam itu tidak berasal dari satu bangsa, melainkan dari berbagai bangsa  di sekitar Arab, antara lain Persia (Iran), Gujarat (India), dan Hadramaut (Yaman Selatan).

Ketika hendak kembali, para pedagang asing itu menunggu perubahan arah mata angin sambil duduk dengan berbagi pengalaman dan tukar menukar pendapat. Dari sini ajaran Islam tersampaikan. Banyak penduduk yang mencoba memahaminya hingga akhirnya memeluk Islam.
Indonesia yang terletak di bagian ujung Dunia Muslim, banyak memberikan kontribusi bagi lalu lintas hubungan pelayaran dan perdagangan kawasan Nusantara dengan Timur Tengah, Asia Timur, Asia Selatan dan Afrika termasuk dunia Barat. Srateginya letak geografis Nusantara ini dapa dilihat pada “peta sejarah” dalam jalur pelayaran dan perdagangan dunia yang berimplikasi pada masuknya Indonesia pada abad ke-7 M. Indonesia merupakan daerah khatulistiwa yang sangat strategis menghubungkan antara kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Tengah, Asia Barat, Asia Selatan maupun Afrika dan Teluk Persia.  Dan sejak awal Masehi dalam lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia dapat ditempuh melalui dua jalur perdagangan yaitu sebagai berikut :
  1. Melalui jalur darat yang dikenal dengan sebutan “Jalur Sutera” yakni dari Cina melalui Asia Tengah dan Turkistan sampai Laut Tengah hingga jalan menghubungkan antara Cina dengan kafilah-kafilah dari India dan Persia. Barang niaganya tetutama adalah kain sutera.
  2. Melalui Laut yaitu dari Cina dan Indonesia melalui Selat Malaka ke India, Teluk Persia, Laut Merah dan Afrika. Atau sebaliknya dari Teluk Persia, Afrika, India, Indonesia, Selat Malaka dan Asia Timur. Komoditinya terutama adalah rempah-rempah.
Kepesatan pelayaran dan perdagangan melalui Selat Malaka dan pesisir
Barat Sumatera sejak abad ke-7 M ini, sangat memungkinkan untuk terjadinya akulturasi kebudayaan dan peradaban.
      
karena indonesia yang merupakan negara tujuan berbentuk kepulauan sehingga dikelilingi oleh lautan. kemudian,selain untuk menyebarkan agama islam pedagang islam juga memiliki tujuan untuk melakukan transaksi di nusantara sehingga mereka menggunakan jalur laut dengan menggunakan kapal kapan untuk mengangkut barang barang hasil transaksinya dengan masyarakat nusantara pada saat itu.

http://komunitaspecintasejarah.blogspot.com/2013/08/proses-islamisasi-di-indonesia.html


Muhamad Randyka Fadilla
       X IPS

No comments:

Post a Comment