Awal Mula Kehidupan Orang Badui Dan
Adat Istiadatnya
By : Agnes Pearlyta/ X IPS/ 2
Suku
Badui. Suku yang tidak asing lagi didengar. Kehidupan mereka memang unik, tapi
dibalik itu semua banyak sekali sisi positif yang dapat diambil dari kehidupan
mereka. Adat istiadat mereka masih sangat kental, dibawah bukit tempat tinggal
mereka, dan mendapat makan dari hasil
ladang.
Sebutan
"Badui" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada
kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang
mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang
berpindah-pindah (nomaden).Suku
Badui terletak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Mereka lebih senang
menyebut dirinya sebagai “Orang Kanekes” atau sebutan yang mengacu pada nama
kampungnya seperti “Urang Cibeo”.
Saat
kita akan memasuki daerah Badui, ada tata tertib yang harus dipatuhi karena itu
merupakan tuntutan adat. Mereka masih sangat menghargai dan menghormati adat
istiadatnya, maka dari itu kehidupan adat istiadat mereka tetap terjaga sampai
kapanpun.
Mungkin
agak sedikit terlihat aneh, tapi memang itu sudah komitmen mereka untuk tetap
menuruti adat istiadat yang berlaku.
Menurut
para sepuh atau Kokolot jaman dahulu, Suku Badui berasal dari latar belakang
yang berbeda sehingga mucullah perbedaan hingga sekarang ini. Berikut akan saya
ulas satu-persatuJ
1. Berasal dari Kerajaan
Padjajaran/Bogor
Sekitar
abad 11 hingga 12, Kerajaan Padjajaran menguasai derah Pasundan dari Banten
hingga Cirebon dibawah kepimpinan Prabu Siliwangi. Pada abad 16, Sunan Gunung
Jati menyebarkan agama Islam di daerah Pasundan sehingga Kerajaan Padjajaran
merasa terdesak dan melarikan diri ke hutan belantara ke arah selatan.
Keturunan inilah yang tinggal di Kampung Cibeo (Badui Dalam) dengan ciri-ciri:
baju putih hasil jahitan tangan (baju sangsang), ikat kepala putih, sarung biru
tua, jarang bicara, taat adat, tidak mudah terpengaruh.
2. Berasal dari Banten Girang
/Serang
Menurut
cerita, pada saat itu Sultan Hasanudin (Putra Sunan Gunung Jati) diutus untuk
meyebarkan agama islam di daerah Banten sehingga Putra Prabu Siliwangi terdesak
dan kemudian melarikan diri ke hutan dan menyusuri Sungai Ciujung dan menemukan
tempat yang disebut Lembur Singkuh Mandala Singkah yang artinya tempat sunyi
untuk meninggalkan perang dan tempat ini dikeramatkan. Mereka tinggal di daerah
Cikeusik dengan ciri khas: kuat, akan adat, memakai ikat kepala putih, memakai
baju putih dari pelah.
3. Berasal dari Suku
Pangawinan (campuran)
Yang
dimaksud Suku Pangawinan adalah dari pencampuran antara suku-suku yang ada di
Sumedang, Priangan, Bogor, Cirebon, dan Banten. Mereka terdiri dari kaum adat
yang melanggar adatnya karena terdesak oleh perkembangan agama islam. Mereka
sudah agak modern tapi masih tetap taat dan patuh pada adatnya.
Source:
No comments:
Post a Comment