Sunday, May 11, 2014

pendidikan islam di indonesia

                islam masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi jika kita memakai teori mekkah, hal ini ini simpulkan dari para ahli bahwa islam yang berkembang  di Indonesia berasal dari Gujarat – India melalui peran para pedagang india muslim pada Indonesia, selain kebudayaan serta agama yang berkembang dari banyaknya pedagang tersebut maka ada pendidikan juga yang akhirnya ada di Indonesia yang berbasis islam
Adapun mengenai pendidikan apa yang sangat beragam maka ada beberapa definisi yang berbeda yang dikutip dari beberapa sumber yang saya temui


Pendidikan memang sangat berguna bagi setiap individu. Jadi, pendidikan merupakan suatu proses belajar mengajar yang membiasakan warga masyarakat sedini mungkin menggali, memahami, dan mengamalkan semua nilai yang disepa kati sebagai nilai terpuji dan dikehendaki, serta berguna bagi kehidupan dan perkembangan pribadi, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Islam menurut Zakiah Drajat merupakan pendidikan yang lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain yang bersifat teoritis dan praktis. (Zakiah Drajat,1996: 25)
Dengan demikian, pendidikan Islam berarti proses bimbingan dari pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan akal peserta didik ke arah terbentuknya pribadi muslim yang baik (Insan Kamil).
berikut ini adalah beberapa hal yang berpengaruh dalam pendidikan terutama tentang pendidikan terutama yang berbasis Islam
A. Peran Pedagang dalam penyebaran pendidikan Islam
Para pedagang yang menjalin hubungan dengan pedagang Indonesia tidak hanya pedagang Cina tetapi juga pedagang India, Persia, Arab, Mesir dan Turki. Adanya interaksi sosial antara pedagang muslim dengan masyarakat setempat inilah yang akhirnya memberi pengaruh masuknya nilai-nilai dan ajaran Islam sehingga semakin banyak yang memeluk agama Islam.
Adapun sistematis yang dilakukan para pedagang dalam penyampaian dakwahnya adalah sebagai berikut:
1) Mula-mula para pedagang berdatangan ke pusat perdagangan
2) Kamudian mulai ada yang bertempat tinggal, baik sementara maupun menetap.
3) Lambat laun tempat tinggal mereka berkembang menjadi perkampungan muslim dari negeri asing yang disebut pekojan.
4) Status sosial yang tinggi, memudahkan mereka mengawini pribumi baik rakyat biasa maupun anak bangsawan.
5) Sebelum pernikahan, calon istrinya di-Islam-kan dahulu dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
6) Lambat laun berkembang menjadi perkampungan, masyarakat dan kerajaan Islam.
Sehingga dengan demikian, para pedagang mempunyai andil besar dalam penyebaran Islam melalui pendidikan sosial kemasyarakatan, seperti cara berdagang islam, cara bermasyarakat, upacara pernikahan sampai pada cara bersosialisasi sehari-hari yang telah mereka praktekkan dalam kehidupan kesehariannya.

B. Peran Ulama’ dalam penyebaran pendidikan Islam di Indonesia

Agama Islam yang diperkenalkan kepada bangsa Indonesia mempunyai bentuk yang menunjukkan persamaan dengan alam pikiran yang telah dimiliki oleh orang-orang yang dulunya menganut agama Hindu Syiwa dan Budha Mahayana. Hal ini menyebabkan ajaran Islam yang diperkenalkan semakin mudah dimengerti dan dipahami.
Salah satu cara agar pemahaman tentang Islam mudah diterima oleh masyarakat adalah melalui gambaran-gambaran. Tidak langsung pada inti pembahasan yang mungkin sulit diterima, antara lain melalui gending-gending jawa, gending-gending dolanan, wayang kulit dan hikayat.
Para Ulama’ yang pada waktu itu terkenal dengan sebutan Wali Songo telah mempunyai andil besar dalam hal ini, diantaranya:
1) Sunan Maulana Malik Ibrahim yang berasal dari Turki selain menguasai ilmu-ilmu agama juga ahli dalam bidang tata negara sehingga ia mampu mensinergikan antara adat istiadat penduduk asli dengan syari’at Islam.
2) Sunan Ampel yang berasal dari Aceh juga memprakarsai berdirinya pesantren Ampel Denta dan Kerajaan Islam Demak.
3) Sunan Drajat yang merupakan putra Sunan Ampel sebagai pencipta gending pangkur.
4) Sunan Bonang yang juga putra Sunan Ampel sebagai pencipta gending durma.
5) Sunan Giri sebagai pendiri pesantren di Giri yang juga menciptakan gending asmaradana dan gending pucung selain itu beliau juga menciptakan permainan anak-anak yang berjiwa Islam, seperti ilir-ilir, jamuran dan cublak-cublak suweng.
6) Sunan Kalijaga yang lahir dituban Jawa Timur menyebarkan Islam melalui cerita wayang.
7) Sunan Kudus, beliau berasal dari Palestina adalah seorang yang pandai mengarang dan pencipta gending mas kumambang dan gending mijil.
8) Sunan Muria adalah putra sunan Kalijaga adalah pencipta gending sinom dan kinanti.
9) Sunan Gunung Jati yang berasal dari Palestina dan sebagai panglima perang kerajaan Demak, beliau aktif berdakwah melalui sosial politik.

C. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam

Selain itu, pondok pesantren yang dianggap sebagai sistem pendidikan paling tua di Indonesia merupakan lembaga pendidikan Islam yang penting dalam penyebaran agama Islam pada waktu itu. Pesantren inilah yang akhirnya menampung anak-anak bangsa yang tidak diperbolehkan oleh penjajah untuk menuntut ilmu di lembaga pendidikan pemerintah.
Para santri yang telah keluar dari pesantren ini, kemudian akan menjadi tokoh agama, menjadi kyai dan mendirikan pesantren lagi. Sehingga dengan adanya pesantren ini, penyebaran pendidikan Islam tidak akan terputus. Demikian seterusnya sehingga semakin lama Islam semakin berkembang.

D. Peran kerajaan Islam dalam penyebaran pendidikan Islam di Indonesia

Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudra Pasai, yang didirikan pada abad ke-10 M dengan raja pertamanya Malik Ibrahim bin Mahdum. Pada tahun 1345, Ibnu Batutah dari Maroko sempat singgah di Kerajaan Pasai pada zaman pemerintahan Malik Az-Zahir, raja yang terkenal alim dalam ilmu agama dan bermazhab Syafi’i, mengadakan pengajian sampai waktu sholat Ashar dan fasih berbahasa Arab serta mempraktekkan pola hidup yang sederhana. (Zuhairini,et.al, 2000: 135)
Keterangan Ibnu Batutah tersebut dapat ditarik kesimpulan pendidikan yang berlaku di zaman kerajaan Pasai sebagai berikut:
1) Materi pendidikan dan pengajaran agama bidang syari’at adalah Fiqh mazhab Syafi’i
2) Sistem pendidikannya secara informal berupa majlis ta’lim dan halaqoh
3) Tokoh pemerintahan merangkap tokoh agama
4) Biaya pendidikan bersumber dari negara.(Zuhairini, et.al., 2000: 136)
Selain itu juga banyak kerajaan –kerajaan Islam lainnya yang sangat memperhatikan pendidikan di wilayahnya, diantaranya adalah kerajaan Perlak yang memiliki pusat pendidikan Islam Dayah Cot Kala. Dayah disamakan dengan Perguruan Tinggi, materi yang diajarkan yaitu bahasa Arab, tauhid, tasawuf, akhlak, ilmu bumi, ilmu bahasa dan sastra Arab, sejarah dan tata negara, mantiq, ilmu falaq dan filsafat.
Kerajaan Aceh darussalam yang juga melaksanakan pendidikan Islam yang diawali pendidikan terendah Meunasah (Madrasah). Yang berarti tempat belajar atau sekolah, terdapat di setiap gampong dan mempunyai multi fungsi antara lain:
- Sebagai tempat belajar Al-Qur’an
- Sebagai Sekolah Dasar, dengan materi yang diajarkan yaitu menulis dan membaca huruf Arab, Ilmu agama, bahasa Melayu, akhlak dan sejarah Islam.
Dan tidak hanya itu, hampir disemua daerah mempunyai lembaga pendidikan sendiri baik milik negara/ kerajaan ataupun pondok pesantren yang dimiliki perseorangan.

kesimpulan : pendidikan islam di Indonesia tak luput dari banyaknya para pedangang yang singgah di Indonesia dan membangun kerajaan islam, hal ini juga berdampak pada pendidikan, dengan adanya kerajaan yang di bangun maka dibangun pula pusat pendidikan tersebut, peran para kyai juga berperan penting disini, mereka memberikan ilmu namun tak lupa member bekal keislaman kepada santri

sumber: http://imamsahabatmu.wordpress.com/makalah/pedidikan-islam-pada-masa-masuknya-islam-ke-indonesia/
http://nanangnurholish.wordpress.com/sejarah-pendidikan-islam/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren

~initial G (No. absen 13)

No comments:

Post a Comment