DEBRA HANIFA (07)
X IPS
PERAN BAHASA DALAM PROSES INTEGRASI
Suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia meskipun terdiri atas ratusan suku dan bahasa, tetapi mampu memilki bahasa persatuan dan bahasa resmi, Yaitu Bahasa Indonesia, yang semula berasal dari bahasa Melayu. Bahkan jauh sebelum merdeka bangsa Indonesia telah memiliki kebulatan tekad untuk bahasa persatuan yaitu dalam peristiwa Sumpah Pemuda (1928).
Sebenarnya pendukung bahasa Jawa lebih banyak dibandingkan pendukung bahasa melayu yang berfungsi sebagai Lingua Franca (bahasa Pergaulan). Akan tetapi, daerah persebarannya lebih luas dan kesadaran lebih mengutamakan terciptanya persatuan bangsa maka bahasa Jawa tidak dijadikan sebagai bahasa persatuan.
Sebenarnya pendukung bahasa Jawa lebih banyak dibandingkan pendukung bahasa melayu yang berfungsi sebagai Lingua Franca (bahasa Pergaulan). Akan tetapi, daerah persebarannya lebih luas dan kesadaran lebih mengutamakan terciptanya persatuan bangsa maka bahasa Jawa tidak dijadikan sebagai bahasa persatuan.
Bahasa melayu semula dipakai masyarakat sekitar selat Malaka dan sudah tergolong bahasa yang tua. Sejak nenek moyang bangsa Indonesia datang ke nusantara, mereka sudah menggunakannya meskipun tentu saja bukan seperti sekarang. Pada zaman Sriwijaya (abad ke-7 M), prasasti menggunakan bahasa melayu kuno, misalnya prasati kedukan bukit, Talang Tuo, dan Kota Kapur. Di Jawa Tengah ada prasasti yang menggunakan bahasa Melayu Kuno, yaitu prasasti Sojomerto (abad ke-7 M). Hal tersebut memberi petunjuk bahwa bahasa Melayu zaman dahulu juga pernah menjadi bahasa rrsmi dan sudah dikenal luas.
Sejalan dengan perkembangan perdagangan dan pelayaran Nusantara, selat Malaka, yang menjadi tempat perdagangan di Nusantara sejak abad ke-15, menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa komunikasi. Karena dalam komunikasi perdagangan mereka memerlukan bahasa pengantar, bahasa Melayu menjadi pilihannya. Demikian juga apabila para pedagang dari Sumatera pergi ke bagian timur Nusantara, bahasa pengantar yang mereka pilih ialah bahasa Melayu. Dengan demikian, pemakaian bahasa Melayu semakin luas.
Pertumbuhan bahasa Melayu sebagai Lingua Franca di Nusantara di samping didukung para pedagang Nusantara juga di dukung para penyebar agama Islam.
Pada abad ke-19 Belanda sudah mulai mendirikan sekolah untuk kaum pribumi yang menggunakan bahasa Melayu sehingga makin memperluas penggunaan bahasa Melayu.
Pada abad ke-19 Belanda sudah mulai mendirikan sekolah untuk kaum pribumi yang menggunakan bahasa Melayu sehingga makin memperluas penggunaan bahasa Melayu.
Dengan penggunaan bahasa Melayu yang semakin meluas ke seluruh Nusantara, berati bahasa Melayu mampu menjadi sarana timbulnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Bahasa Melayu mampu menjadi faktor pendukung proses Integrasi Bangsa Indonesia dan menjadi modal utama integrasi bangsa Indonesia pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia pada abad ke-20.
saya sudah membaca artikel ini dari sumber:https://www.facebook.com/KumpulanSejarahIndonesia/posts/324000384361732
No comments:
Post a Comment